Pola-pola Gramatikal Bahasa Indonesia
Nama : Sephikhar Varid Hilmawan
Universitas Gunadarma
Dosen : Ahmad Nasher
Kalimat yang gramatikal
merupakan kalimat yang unsur-unsur pembentukannya lengkap dan jelas serta
polanya sesuai dengan ide atau gagasan yang disampaikan.
Agar kalimatnya menarik,
susunan unsur-unsur pembentuk kalimatnya harus bervariasi sehingga pembaca tidak
cepat bosan.
Selain itu, kalimat
harus disusun berdasarkan dengan fungsinya sesuai dengan gagasan yang
disampaikan. Gagasan tersebut dapat berupa pernyataan, perintah atau
pertanyaan.
Menurut strukturnya,
kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dan dapat pula berupa
kalimat majemuk. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang terdiri atas satu
subjek dan satu predikat. Pola pembentukan kalimat tunggal, bisa berpola S + P
atau P + S.
Sedangkan kalimat
majemuk merupakan kalimat yang terdiri atas dua pola kalimat atau bahkan lebih.
Kalimat majemuk bisa bersifat setara, tidak setara, ataupun campuran.
Gagasan yang tunggal
dinyatakan sebagai kalimat tunggal dan gagasan yang lebih dari satu dapat
diungkapkan dengan kalimat majemuk.
A. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal terdiri
dari satu subjek dan satu predikat. Pada dasarnya, kalau dilihat dari
unsur-unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang dalam bahasa Indonesia bisa
dikembalikan kepada kalimat-kalimat yang sederhana.
Kalimat tunggal yang
sederhana adalah kalimat yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat.
Sehubungan dengan hal itu, kalimat-kalimat yang panjang dapat pula ditelusuri
pola-pola pembentukannya. Pola-pola inilah yang dimaksud dengan pola kalimat
dasar.
1. Pola Kalimat Dasar
Kalimat dasar merupakan
kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktur inti dan hanya mempunyai
satu pola kalimat. Sedangkan perkembangannya tidak membentuk kalimat baru.
Dengan kata lain,
kalimat dasar atau kalimat tunggal terdiri dari dua unsur inti, yaitu subjek
dan predikat. Bila kedua unsur ini tidak membentuk sebuah pola baru.
Berdasarkan penelitian, pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia seperti
tertera pada tabel dibawah ini :
Kelima pola dasar diatas
dapat diperluas dengan berbagai penjelasan atau keterangan. Pola-pola dasar
tersebut dapat digabung-gabungkan sehingga kalimat tersebut menjadi luas dan
kompleks.
2. Perluasan Unsur
Kalimat Dasar
Unsur kalimat dasar
seperti subjek, objek, predikat, pelengkap, atau keterangan dapat diperluas dan
dikembangkan sehingga informasi tentang unsut-unsur yang berkaitan dengan
kalimat menjadi lebih lengkap.
Setiap kalimat tunggal
diatas bisa diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan
menambahkan kata-kata pada unsur tersebut, kalimat akan menjadi lebih panjang
dari pada kalimat yang sebelumnya.
Walaupun seperti itu,
unsur utamanya masih dapat dikenali.
Perluasan Kata Benda
Kata benda, baik yang
berfungsi sebagai subjek, predikat, maupun objek dapat diperluas dengan
menambahkan kata atau frase pada unsur kalimat atau bahkan pada anak kalimat.
Penambahan ini dapat
dilakukan dengan keterangan yang mempunyai konjungtor yang atau tanpa konjungtor.
Contoh :
Perluasan unsur kalimat
dengan frase atau kata tanpa konjungtor yang :
• Kalimat Mahasiswa
berdiskusi dapat diperluas menjadi kalimat Mahasiswa semester III berdiskusi.
Perluasan kalimat
tersebut merupakan hasil perluasan unsur subjek Mahasiswa dengan semester III.
Perluasan kata benda
dengan konjungtor yang terdapat pada kalimat-kalimat dibawah ini :
• Mahasiswa yang pandai
mendapat penghargaan.
• Perusahaan yang lemah
akan mendapat subsidi.
• Anak yang berbakat
menggambar mendapat bantuan berupa alat gambar.
Perluasan dengan yang
tersebut menunjukkan keterangan yang menjelaskan kata benda yang menjadi
subjek. Terkadang konjungtor yang itu dapat ditiadakan.
Kata benda subjek atau
objek dapat diperluas dengan keterangan penjelas tetapi tidak menggunakan
konjungtor yang. Penambahan keterangan ini bisa dilakukan dengan mengjajarkan
unsur keterangan dibelakang subjek atau objek itu sendiri.
Contoh :
• Karya tulis ilmiah
remaja diperlombakan setiap bulan.
• Buku petunjuk
penulisan karangan ilmiah telah beredar dikalangan masyarakat.
Perluasan Kata Kerja
Kata kerja pengisi
predikat pada kalimat dapat diperluas dengan penambahan frase atau kata. Kata
atau frase memberikan keterangan pada predikat. Contohnya keterangan aspek atau
modalitas.
Keterangan aspek dapat
ditandai dengan kata telah, sedang, akan, sudah, masih, belum yang menerangkan
perbuatan yang terjadi pada kata predikat.
Contoh :
• Pertandingan itu telah
usah beberapa menit yang lalu.
• Bintang bulu tangkis
masih belum berpindah dari Indonesia
Keterangan modalitas
menyatakan sikap pembicara, antara lain menyatakan kemungkinan, kenyataan, atau
keharusan. Keterangan ini ditandai oleh kata hendak, ingin, mau, harus,
barangkali, dan pasti.
Contoh :
• Saya ingin belajar
bahasa Inggris dengan baik dan benar.
• Saya harus benar-benar
belajar.
B. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk
merupakan kalimat yang didalamnya terdapat dua kalimat dasar atau lebih.
Berdasarkan hubungan antara kalimat dasar tersebut, kalimat majemuk dapat
dikelompokkan menjadi kalimat majemuk setara, kalimat majemuk campuran, dan
kalimat majemuk bertingkat.
1. Kalimat Majemuk
Setara
Struktur pada kalimat
majemuk setara terdapat sekurang-kurangnya dua kalimat dasar dan masing-masing
bisa berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal. Kalimat majemuk setara terjadi
karena dalam satu kalimat terdapat dua kalimat tunggal.
Kalimat majemuk setara
dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu :
a. Dua kalimat tunggal
atau lebih dapat dihubungkan oleh kata sertaatau dan. Jika kedua kalimat
tunggal atau lebih itu setara, maka hasilnya akan membentuk kalimat majemuk
setara.
Contoh :
• Kami membaca dan
mereka menulis
Tanda koma bisa
digunakan jika kalimat yang digabungkan itu lebih dari dua kalimat tunggal.
Contoh :
• Direktur tenang,
karyawan duduk tenang, dan para nasabah antre.
Kalimat berikut terdiri
atas dua kalimat tunggal :
• Saya datang, dia
pergi.
Kalimat tersebut terdiri
dari dua kalimat dasar yaitu saya datang dan dia pergi. Jika kalimat tunggal
pertama ditiadakan, unsur dia pergi masih dapat berdiri sendiri sebagai kalimat
baru.
Demikian pula
sebaliknya, jika keduanya mempunyai kedudukan yang setara. Itulah sebabnya
kalimat tersebut disebut sebagai kalimat majemuk setara.
b. Kedua kalimat yang
berbentuk kalimat setara yang dapat dihubungkan oleh frase atau kata tetapi
jika kalimat tersebut menunjukkan pertentangan, dan hasilnya disebut sebagai
kalimat majemuk setara pertentangan.
Contoh :
• Jerman dan Jepang
tergolong negara maju, tetapi Indonesia tergolong negara berkembang.
Kata-kata lain yang
dapat digunakan sebagai konjungsi dua kalimat tunggal dalam kalimat majemuk
setara pertentangan adalah kata sedangkan dan melainkan.
Contoh :
• Puspitek terletak di
Serpong, sedangkan Industri Pesawat Terbang Nusantara terletak di Bandung.
• Dia bukan pelatih,
melainkan pedagang.
c. Dua kalimat tunggal
atau lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian jika kejadian atau
peristiwa yang dikemukakannya berurutan.
Contoh :
• Upacara serah terima
jabatan pengurus OSIS telah selesai, lalu Kepala Sekolah menyampaikan pidato
singkatnya.
2. Kalimat Majemuk
Bertingkat
Kalimat majemuk
bertingkat mengandung satu kalimat tunggal yang merupakan inti atau induk
kalimat dan diantara kalimat dasar berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur
kalimat utama.
Misalnya subjek, objek,
keterangan. Hubungan antara dua unsur kalimat atau lebih dalam kalimat majemuk
bertingkat.
Menggunakan
konjungsi yang berbeda dengan kalimat majemuk setara. Berikut adalah beberapa
konjungsi dalam kalimat majemuk bertingkat :
a. Hubungan Waktu
Kata penghubung yang
dipakai adalah sejak, semenjak, ketika, sebelum, hingga, sesudah, sementara,
tatkala, seraya, selagi, selama, sambil, serta, sesuai, setelah, jika, sampai,
hingga.
Contoh :
• Sejak kecil, saya
sudah terbiasa hidup sederhana.
b. Hubungan Syarat
Kata penghubung yang
dipakai adalah jika, andaikata, seandainya, bilamana.
Contoh :
• Jika kamu mau
mendengarkannya, saya akan bercerita.
• Pembangunan balai desa
ini akan berjalan lancar jika seluruh masyarakat mau berpartisipasi.
c. Hubungan Tujuan
Kata penghubung yang
dipakai adalah agar, biar, dan supaya.
Contoh :
• Shafira mengerjakan tugas
itu sampai malam agar besok pagi dapat mengumpulkannya.
d. Hubungan Perbandingan
Kata hubung yang dapat
dipakai adalah seperti, bagaikan, ibarat, laksana, alih-alih.
Contoh :
• Ibu Ayu menyayangi
keponakannya seperti beliau menyayangi anaknya sendiri.
e. Hubungan Perlawanan
Kata penghubung yang
dipakai adalah meskipun, walaupun, kendatipun, sungguhpun.
Contoh :
• Walaupun hatinya
sedih, Ayah tidak menangis di depan anak-anaknya.
f. Hubungan Penyebab
Kata penghubung yang
dipakai adalah karena, sebab, oleh karena.
Contoh :
• Rencana
penyelenggaraan pentas seni di sekolah saya tunda karena pengisi acaranya belum
siap.
g. Hubungan Akibat
Kata penghubung yang
dipakai adalah sampai, maka, sehingga.
Contoh :
• Pada saat ini harga
buku memang sangat mahal sehingga kami tidak sanggup membelinya.
h. Hubungan Cara
Kata penghubung yang
dipakai adalah tanpa, dengan.
Contoh :
• Ia merangkai
bunga-bunga itu dengan penuh kesabaran.
i. Hubungan Sangkalan
Kata penghubung yang
dipakai adalah seakan-akan, seolah-olah.
Contoh :
• Dia diam saja
seolah-olah dia tidak melakukannya.
j. Hubungan Kenyataan
Kata penghubung yang
dipakai adalah sedangkan, padahal.
Contoh :
• Dia pura-pura tidak
tahu, padahal dia tahu banyak tentang berita tersebut.
k. Hubungan Hasil
Kata penghubung yang
dipakai adalah makanya.
Contoh :
• Wajah Arya cemberut,
makanya saya takut untuk mendekatinya.
l. Hubungan Penjelasan
Kata penghubung yang
dipakai adalah bahwa.
Contoh :
• Ia tidak tahu bahwa
ayahnya seorang pegawai teladan.
3. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran
merupakan gabungan antara kalimat majemuk bertingkat dengan kalimat majemuk
setara. Dalam kalimat majemuk campuran minimal terdapat tiga kalimat tunggal.
Contoh :
• Pekerjaan itu telah
selesai ketika kakak datang dan ayah selesai membaca koran.
Kesimpulan :
- Sehingga dapat kita simpulkan bahwa Kalimat yang gramatikal merupakan kalimat yang unsur-unsur pembentukannya lengkap dan jelas serta polanya sesuai dengan ide atau gagasan yang disampaikan. Berdasarkan Pola Gramatikalnya Kalimat terdiri dari dua macam, yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Sedangkan kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri atas dua pola kalimat atau bahkan lebih. Pola pada Kalimat dasar sendiri terdiri dari Subjek, Predikat, Objek dan Keterangan, barulah menjadi Kalimat yang berpola Gramatikal. Pada suatu Kalimat memiliki Unsur-unsur yang bervariasi, sehingga jadi tidak membosankan saat dibaca.
PUISI
Karya : Sephikhar Varid Hilmawan
Hitam-Putih
Kadang Gelap akan bertemu terang
Cahaya memudar menjadi Gulita
Tak terasa waktu terus berjalan
Tertinggal oleh zaman tak benderang
Walapun waktu memiliki akhir
Perbedaan akan selalu datang
Walaupun Cahaya akan mulai memudar
Penerang akan selalu Terukir dalam jiwa
Tak peduli siapa jiwa yang tersesat
Kegelapan akan merenggut kalbunya
Tak peduli hamparan warna yang kosong
Cahaya akan selalu mengisinya
Tak terkalahkan oleh waktu
Hingga akhir zaman
Sumber : http://sahabatnesia.com/jenis-jenis-kalimat/
Komentar
Posting Komentar