Pengolahan Citra
Citra
merupakan suatu representasi (gambar),kemiripan, atau imitasi dari suatu objek.
Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optic berupa
foto, bersifat analog berupa sinyal-sinyal video seperti gambar pada monitor
televisi, atau bersifat digital yang dapat langsung disimpan pada suatu media
penyimpanan. Secara harfiah, citra (image) merupakan gambar pada bidang
dwimatra (dua dimensi). Jika dilihat dari sudut pandang matematis, fungsi
menerus (continue) dari suatu intensitas cahaya pada bidang dwimatra merupakan
sebuah citra. Sumber cahaya yang menerangi objek, kemudian objek memantulkan
kembali sebagai dari berkas cahaya tersebut. Pantulan cahaya tersebut kemudian
ditangkap oleh alat-alat optik, seperti mata pada manusia, kamera, pemindai
(scanner), dan sebagainya. Sehingga
Citra yang terekam merupakan sebuah bayangan objek. (Permadi &
Murinto, 2015).
Citra pada beberapa standar umumnya
merupakan tampilan suatu titik yang berada pada ruang tiga dimensi. Ada
beberapa standar yang digunakan pada citra antara lain RGB (Red, Green, Blue),
HSV (Hue, Saturation, Value) dan HLS (Hue, Luminosity, Saturation). Standar
yang akan digunakan pada penelitian ini adalah RGB yang memiliki tiga indeks
warna yang terdiri dari merah, hijau, dan biru. Indeks masing-masing warna
memiliki antara 0-255 atau 0-256 bit. Dari citra berwarna yang memiliki tiga
ruang dimensi dapat disederhanakan menjadi satu dimensi grayscale. Grayscale
adalah citra keabuan yang memiliki nilai antara 0-255. Nilai tersebut
menunjukan tingkat derajat keabuan atau kecerahan dari citra (0 = hitam / gelap
dan 255 = putih / terang).untuk mengkonversi dari citra RGB ke Garyscale dapat
dilakukan dengan perhitungan mencari nilai ratarata antara ketiga indeks dalam
citra RGB. Dari hasil konversi citra ke dalam RGB maka nilai dalam indeks
Grayscale di asumsikan mewakili nilai dan informasi yang terkandung dalam citra
RGB.
Pengolahan Citra
Pengolahan citra digital (Digital Image
Processing) adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari tentang teknik-teknik
mengolah citra. Citra yang dimaksud disini adalah gambar diam (foto) maupun
gambar bergerak (yang berasal dari webcam). Sedangkan digital disini
mempunyai maksud bahwa pengolahan citra/gambar dilakukan secara digital
menggunakan komputer . Secara matematis,
citra merupakan fungsi kontinyu (continue) dengan intensitas cahaya pada
bidang dua dimensi.
Pada gambar 2.6 Citra atau Image merupakan istilah lain dari gambar,
yang merupakan informasi berbentuk visual. Suatu citra diperoleh dari
penangkapan kekuatan sinar yang dipantulkan oleh objek. Ketika sumber cahaya
menerangi objek, objek memantulkan kembali sebagian cahaya tersebut. Pantulan
ini ditangkap oleh alat-alat pengindera optik, misalnya mata manusia, kamera, scanner
dan sebagainya. Bayangan objek tersebut akan terekam sesuai intensitas pantulan
cahaya. Ketika alat optik yang merekam pantulan cahaya itu merupakan mesin
digital, misalnya kamera digital, maka citra yang dihasilkan merupakan citra
digital.
Pada citra digital, kontinuitas intensitas cahaya dikuantisasi
sesuai resolusi alat perekam. Suatu
citra adalah fungsi intensitas 2 dimensi f(x, y), dimana x dan y adalah
koordinat spasial dan f pada titik (x, y) merupakan tingkat kecerahan
(brightness) suatu citra pada suatu titik. Citra digital adalah citra f(x,y)
yang telah dilakukan digitalisasi baik koordinat area maupun brightness level.
Nilai f di koordinat (x,y) menunjukkan brightness atau grayness level dari
citra pada titik tersebut.
Citra Digital adalah
representasi dari sebuah citra dua dimensi sebagai sebuah kumpulan nilai
digital yang disebut elemen gambar atau piksel. Piksel adalah elemen terkecil
yang menyusun citra dan mengandung nilai yang mewakili kecerahan dari sebuah
warna pada sebuah titik tertentu. Umumnya citra digital berbentuk persegi
panjang atau bujur sangkar (pada beberapa sistem pencitraan ada pula yang
berbentuk segienam) yang memiliki lebar dan tinggi tertentu. Ukuran ini
biasanya dinyatakan dalam banyaknya piksel sehingga ukuran citra selalu
bernilai bulat. Setiap piksel memiliki koordinat sesuai posisinya dalam citra.
Koordinat ini biasanya dinyatakan dalam bilangan bulat positif, yang dapat
dimulai dari 0 atau 1 tergantung pada sistem yang digunakan. Setiap piksel juga
memiliki nilai berupa angka digital yang merepresentasikan informasi yang
diwakili oleh piksel tersebut.
Format data citra digital berhubungan erat dengan warna. Pada
kebanyakan kasus, terutama untuk keperluan penampilan secara visual, nilai data
digital merepresentasikan warna dari citra yang diolah. Format citra digital
yang banyak dipakai adalah Citra Biner (monokrom), Citra Skala Keabuan (gray
scale), Citra Warna (true color), dan Citra Warna Berindeks. Pengolahan citra adalah sebuah proses
pengolahan yang inputnya adalah citra. Otuputnya dapat berupa citra atau
sekumpulan karakteristik atau parameter yang berhubungan dengan citra. Istilah
pengolahan citra digital secara umum didefinisikan sebagai pemrosesan citra dua
dimensi dengan komputer. Dalam definisi yang lebih luas, pengolahan citra
digital juga mencakup semua data dua dimensi.
Citra digital adalah
barisan bilangan nyata maupun kompleks yang diwakili oleh bit-bit tertentu.
Pengolahan citra memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah:
1. Digunakan sebagai
proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau
komputer.
2. Digunakan untuk Teknik
pengolahan citra dengan mentrasformasikan citra menjadi citra lain. Contoh :
pemampatan citra (image compression) Sebagai proses awal (preprocessing) dari
komputer visi.
Pengolahan citra dapat
dibagi kedalam tiga kategori yaitu :
1. Kategori rendah
melibatkan operasi-operasi sederhana seperti pra-pengolahan citra untuk
mengurangi derau, pengaturan kontras, dan pengaturan ketajaman citra.
Pengolahan kategori rendah ini memiliki input dan output berupa citra.
2. Pengolahan
kategori menengah melibatkan operasi-operasi seperti segmentasi dan klasifikasi
citra. Proses pengolahan citra menengah ini melibatkan input berupa citra dan
output berupa atribut (fitur) citra yang dipisahkan dari citra input.
Pengolahan citra kategori melibatkan proses pengenalan dan deskripsi
citra.
3. Pengohalan
kategori tinggi ini termasuk menjadikan objek-objek yang sudah dikenali menjadi
lebih berguna, berkaitan dengan aplikasi, serta melakukan fungsi-fungsi
kognitif yang diasosiasikan dengan vision.
Agar dapat diolah dengan komputer digital,
maka suatu citra harus dipresentasikan secara numerik dengan nilai-nilai
diskrit. Repersentasi dari fungsi kontinyu menjadi nilai-nilai diskrit disebut
digitalisasi citra. Sebuah citra digital dapat diwakili oleh sebuah matriks dua
dimensi f(x,y) yang terdiri dari M kolom dan N baris, dimana perpotongan antara
kolom dan baris disebut piksel (pixel = picture element) atau
elemen terkecil dari sebuah citra.
Komentar
Posting Komentar